Thursday, January 28, 2016

SOAL JAWAB MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SD


 
1.      Coba jelaskan definisi dari pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran. Serta mengapa model dan metode sering terjadi seolah-olah tumpang tindih? Jelaskan!

Jawab :

Definisi Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
Definisi Strategi Pembelajaran
Prof. Dr. Oemar Hamalik (Hamalik, 2001) menjelaskan bahwa Strategi Pengajaran merupakan penerjemahan filsafat atau teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus datau dalam keadaan tertentu yang spesifik.
Menurut Gerlach dan Ely (Harjanto, 2008) strategi merupakan pendekatan yang dipakai mengajar dalam manipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Kozna (Uno, 2010) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegaiatan yang dipilih, yaitu dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran berupa tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.

Definisi Metode dan Metodologi
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad (Suryosubroto, 2009) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid disekolah.
Menurut Hadari Nawawi (Suryosubroto, 2002) mengemukakan bahwa metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna untuk mencapain tujuan pengajaran tertentu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Metode adalah suatu cara kerja yang terencana dan terstruktur secara sistematis  dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan sehingga kegiatan tersebut memperoleh hasil yang memuaskan, baik dari segi proses maupun hasilnya.
Metodologi adalah ilmunya metode atau bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut Drs. Harjanto (Harjanto, 2008) menjelaskan bahwa dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode megajar dan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar.

Definisi Teknik
Definisi teknik pembelajaran (Uno, 2010) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kea rah tujuan yang ingin dicapai.
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Definisi Model Pembelajaran
Menurut Drs. Harjanto (Harjanto, 2008) menjelaskan bahwa Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan segabai pedoman atau acuan dalam melakukan suatau kegiatan.  Kemudian menurut Briggs (Harjanto, 2008) menjelaskan bahwa model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan  model pembelajaran.

Mengapa model dan metode seolah-olah saling tumpang tindih?
Antara model dan metode merupakan bagian dari faktor penunjang keberhasilan suatu proses pendidikan di sekolah. Sebagian orang menafsirkan bahwa model dan metode terkesan sama karena dilihat dari katanya yang seolah-olah mirip atau sama, padahal dari segi bahasa dan makna keduanya berbeda. Metode merupakan cara yang teratur untuk melaksanakan suatu kegiatan sehingga kegiatan tersebut memperoleh keberhasilan. Metode juga merupakan rangkaian kegiatan dari sebuah model pembelajaran. Sedangakan model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang didalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode, teknik bahkan sampai pada taktik yang semua aspek tersebut dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran.


2.      Menurut Bruce Joice dan Marsha Weil dalam buku Models of Teaching model-model pembelajaran itu dapat dikelompokkan menjadi beberapa rumpun? Coba jelaskan satu persatu dari masing-masing rumpun itu dan berikan pula contoh metodenya!

Jawab :

Klasifikasi Model Pembelajaran Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil.
Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai model pembelajaran yang secara khusus telah dikembangkan dan di tes oleh para pakar dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, Joyce dan Weil mengintrodusir sejumlah model pembelajaran. Setiap model pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari model pembelajaran yang lain. Berdasarkan karakteristik dari setiap model pembelajaran tersebut, Joyce dan Weil mengklasifikasi model-model pembelajaran kedalam empat rumpun model, yaitu : 
1.      Rumpun Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Models). 
Model-model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun ini bertolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Kelompok model ini menekankan pada peserta didik agar memilih kemampuan untuk memproses informasi sehingga peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang memiliki kemampuan dalam memproses informasi. 
Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat model-model pembelajaran, yaitu : 
a. Pencapaian Konsep (Concept Attainment) 
b. Berpikir induktif (InductiveThinking) 
c. Latihan Penelitian (Inquiry Training) 
d. Pemandu Awal (Advance Organizer) 
e. Memorisasi (Memorization) 
f. Pengembangan Intelek (Developing Intelect) 
g. Penelitian Ilmiah (Scientic Inquiry) 
h. Tanya Jawab
i.  Diskusi
2.      Rumpun Model Personal (Personal Models) 
Rumpun model personal bertolak dari pandangan kedirian atau “selfhood” dari individu. Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat memahami diri sendiri dengan baik , sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Penggunaan model-model pembelajaran dalam rumpun personal ini lebih memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. 
Dalam rumpun model personal ini terdapat metode-metode pembelajaran, yaitu : 
a. Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching) 
b. Model Sinektik (Synectics Model)
c. Latihan Kesadaran (Awareness Training) 
d. Pertemuan Kelas (Classroom Meeting) 
3.      Rumpun Model Interaksi Sosial (Social Models) 
Penggunaan rumpun model interaksi sosial ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para siswa. Model pembelajaran rumpun interaksi sosial didasarkan pada dua asumsi pokok, yaitu: 
(a)     masalah-masalah sosial diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatanm-kesepakatan yang diperoleh di dalam dan dengan menggunakan proses-proses sosial, dan
(b)     proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus. 
Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat metode-metode pembelajaran, yaitu: 
a. Investigasi Kelompok (Group Investigation) 
b. Bermain Peran (Role Playing) 
c. Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential UInquiry) 
d. Latihan Laboratoris (Laboratory Training) 
e. Penelitian Ilmu Sosial 
f. Sosiodrama
g. Simulasi

4.      Rumpun Model Sistem Perilaku (Behavioral Systems) 

Rumpun model system perilaku mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulalsi penguatan tingkah laku (reinforcement) secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki. Model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikaksikan keberhasilan. 
Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat metode-metode pembelajaran, yaitu : 
a. Belajar Tuntas (Mastery Learning) 
b. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 
c. Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control) 
d. Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep (Training for Skill and Concept Development) 
e. Latihan Assertif (Assertive Training. 

Keempat rumpun model pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, menurut Jioyce dan Weil (1986) memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 

1.      Sintaks (Syntax) yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase /tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila ia menggunakan model pembelajaran tertentu. Misalnya model eduktif akan menggunakan sintak yang berbeda dengan model induktif 
2.      Prinsip Reaksi (Principles of Reaction) berkaitan dengan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Prinsip ini memberi petunjuk bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang berlaku pada setiap model. 
3.      Sistem Sosial (The Social System adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan model pembelajaran tertentu) 
4.      Sistem Pendukung (Support System) yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal. 
5.      Dampak Instruksional (Instructional Effect) dan Dampak Pengiring (Nurturant Effects). Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran, sementara dampak pengiring adalah hasil belajar samapingan (iringan) yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran tertentu.

3.      Menurut Costa, strategi pembelajaran itu dibagi menjadi berapa rumpun?  Jelaskan masing-masing rumpun tersebut dan berikan contoh metode-metodenya!

Jawab:
Merujuk pada Arthur L. Costa dalam buku Developing Mind maka pembagian strategi pembelajaran dibedakan juga  ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.      Strategi pembelajaran langsung (Directive strategies), strategi ini ditujukan untuk membantu siswa dalam memperoleh dan menerima fakta, gagasan dan keterampilan.
Direct Instruction atau pembelajaran langsung digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pola-pola pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan dibawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.
Karakteristik dari strategi ini adalah guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape rekorder, gambar, peragaan, dsb. Informasi yang dapat disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. Akan tetapi jika guru menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh, model ini kurang cocok. Tujuan utama strategi direktif adalah memaksimalkan waktu belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam strategi pembelajaran langsung yaitu:
a.       Metode ceramah
b.      Metode penugasan (Resitasi)
c.       Metode praktik dan drill
d.      Metode Team - Game - Tournament

2.      Mediative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan penalaran, konsep-konsep dan proses-proses pemecahan masalah.
Mediative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan penalaran, konsep-konsep dan proses-proses pemecahan masalah. Dalam buku Develoving of Mind, disebutkan yang termasuk dalam strategi ini diantaranyanya adalh strategi induktif, latihan inkuari. Dengan demikian, strategi ini sama dengan strategi pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh Bruce Joyce.
Metode yang digunakan dalam strategi ini adalah :
a.       Metode pencapaian konsep
b.      Tanya jawab
c.       Metode diskusi
3.      Generative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan solusi baru, kekuatan berpikir untuk memecahkan masalah, dan kreativitas.
Generative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan solusi baru, kekuatan berpikir untuk memecahkan masalah, dan kreativitas. Contoh strategi pembelajaran yang termasuk Generative strategies adalah Strategi generative Learning. Strategi pembelajaran generatvef learning ( belajar generatif). Belajar harus secara aktif mengkonstruk (construct) atau membangkitkan (generate) arti/makna dari input inderawi, misalnya dari penglihatannya, pendengarannya, penciumannya dan sebagainya. Pengkonstruksian makna hanya dapat dilakukan oleh pebelajar sendiri.
Contoh metode yang digunakan pada strategi ini adalah :
a.       Metode pemecahan masalah
b.      Metode Inquiri
c.       Metode Diskusi
4.      Collaborative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa belajar berhubungan dengan orang lain dan kerja sama dalam kelompok
Collaborative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa belajar berhubungan dengan orang lain dan kerja sama dalam kelompok. Kelompok strategi ini sama dengan rumpun strategi sosial seperti yang dikemukakan oleh Bruce Joyce. Yang termasuk strategi kolaborasi ini di antaranya adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di dalam kelas. Di dalam strategi kooperatif ini ada dua aspek pengelolaan pembelajaran yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan peserta didik dalam bekerja sama dengan yang lainnya dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilakn oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran kooperatif m4miliki karakteristik : a) adanya ketergantungan yang positif, b) adanya tanggungawab individu, c) adanya learning coomunity  melalui interaksi antar siswa, d).adanya keterampilan interpersonal yang dikembangkan, e) adanya refleksi dalam kelompok. Jenis-jenis strategi pembelajaran kooperatif di ataranya STAD (Student- Team Achievement-Division), TGT (Teams-Gams-Tournament), dan Jigsaw.


4.      Berdasarkan pendekatannya, menurut Pieter Seixas terdapat 3 macam pendekatan pembelajaran yakni pendekatan pembelajaran Enhancing Collective Memory, Disciplinery, Posmodernism. Coba jelaskan arti dan berikan contoh !

Jawab :

Peter Seixas dalam Whitehouse (2015) mengidentifikasi tiga bentuk subjek.
Pertama "meningkatkan memori kolektif" David Lowenthal berpendapat bahwa pendekatan ini adalah 'warisan' daripada 'sejarah' karena tidak mendorong penyelidikan sejarah tapi bukannya nikmat transmisi pengetahuan dengan cara yang mengabaikan proses disipliner. Stephane Lévesque menggunakan istilah dalam kritiknya keterbatasan sejarah seperti: 'sejarah memori, sebagai studi ilmiah sejarah, tunduk pada dialektika mengingat dan melupakan, persediaan ada prinsip evaluasi formal maupun jawaban yang memadai terhadap tantangan global (dis) orde baru dan kenangan yang saling bertentangan dan klaim kolektif tentang masa lalu bahwa ia telah dilahirkan. Dalam dunia yang semakin kompleks, beragam dan terpadu, sejarah memori menawarkan perspektif sederhana, sempit dan satu dimensi.
Contoh: siswa diajak untuk untuk ke perpustakaan membaca sejarah perlawanan Sultan Hasanuddin lalu siswa diminta menceritakan kembali urutan peristiwa perang tersebut.

Sejarah Disiplin adalah jenis kedua sejarah diidentifikasi oleh Seixas. Dalam Prncess Pendidikan Jerome Bruner berpendapat bahwa disiplin dapat ia terapkan kepada siswa sekolah secara otentik. Wawasan ini telah memiliki efek mendalam pada praktek banyak guru sejarah, tetapi implikasi penuh belum ia menyadari. Bangunan pada karya Bruner. Paul Hirst dan Philip Phenix mengembangkan 'disiplin tesis' gagasan bahwa ada bentuk-bentuk khas dari pengetahuan dan bahwa mereka dapat digunakan untuk menentukan kurikulum. Untuk Hirst, tujuh bentuk pengetahuan membentuk pendidikan liberal yaitu matematika, ilmu fisika, ilmu manusia, sejarah. agama, sastra dan seni rupa, filsafat. Masing-masing bentuk dibedakan dengan metode yang digunakan secara proposisi. Bentuknya berbeda dalam konsep-konsep kunci mereka. struktur dan mode penyelidikan. Phenix sepakat bahwa disiplin harus membentuk kurikulum. Definisi disiplin meliputi pengertian aktivitas. Kenneth Ruthven berpendapat bahwa definisi dari disiplin ilmu yang ditawarkan oleh Hirst dan Phenix tidak cukup tetapi praktek dan akal sehat adalah yang penting. Praktek dibentuk oleh tujuan. Howard Gardner dan Veronica Boix-Mansilla mengamati bahwa disiplin mewakili cara yang paling efektif untuk menanggapi pertanyaan mendasar tentang dunia di mana kita hidup.
Sejarah disiplin menggunakan proses makna-membuat sejarah untuk mendorong pembelajaran. Siswa diundang untuk terlibat dalam penyelidikan sejarah. Ini berarti bahwa siswa menganalisis sumber penggunaan bahan lor sebagai bukti dalam pembangunan interpretasi sejarah. Peter Lee dan Rosalyn Ashby mengamati bahwa ini melibatkan penggunaan konsep substantif terkait dengan periode yang diteliti seperti demokrasi, revolusi dan imigrasi, serta konsep-konsep prosedural seperti makna, sebab-akibat, kesinambungan dan perubahan. Brunerian dalam karakter, sejarah disiplin menarik siswa ke dalam praktik disiplin untuk tujuan pedagogi. Meskipun bentuk berbeda dari sejarah warisan, belajar dan mengajar dalam sejarah disiplin juga terjadi dalam konteks sosial politik. Ini menghubungkan individu dan masyarakat melalui pemeriksaan berbagi cerita. Efek magisterial dalam debat publik membuat sebuah situs kontes. Selain itu, argumen sejarah dirumuskan oleh siswa sebagai hasil dari penyelidikan disiplin mungkin memiliki implikasi untuk saat ini. Dalam hal globalisasi. konsep prosedural yang mendukung sejarah disiplin menawarkan cara untuk membahas belajar dan mengajar yang tidak terbatas pada isu
-isu substantif konten (materi pelajaran).
Contoh: siswa diajak untuk studi wisata ke tempat-tempat bersejarah untuk membuktikan apakah sejarah dari suatu kejadian itu benar-benar terjadi.

Ketiga adalah sejarah postmodern. Diinformasikan oleh kritik postmodern pengetahuan. bentuk subjek menganggap interpretasi sejarah sebagai pemaksaan pada masa lalu. Posmodernism salam berarti sebagai tidak stabil, inheren subjektif dan terikat erat dengan bahasa. Di sini, pertanyaan narasi pusat. Alun Munslow mengamati bahwa dalam pikiran postmodernis, itu adalah sejarawan yang menciptakan masa lalu sebagai teks. Pendekatan ini telah memperoleh sedikit traksi di sekolah: kurikulum sebagai kebijakan nikmat dua bentuk pertama. Selain itu, pembahasan yang berlaku dalam penelitian tentang belajar dan mengajar sejarah mengadopsi fokus pada bentuk kedua, subjek disiplin. Parameter membatasi sejarah sebagai warisan, bentuk pertama, menutup lebih banyak kesempatan untuk belajar dari mereka membuka. Untuk mendukung praktik guru. penelitian ini mendukung bentuk kedua. Sebelum membahas hubungan antara sejarah disiplin dan narasi di sekolah, penting untuk mempertimbangkan sifat narasi sejarah.
Contoh: peserta didik diajak untuk membuat data pribadi atau bigrafi seorang tokoh sejarah yang ada disekitar rumah. Mewawancarai seorang tokoh sejarah juga sangat cocok dengan pendekatan Posmoderm ini.


5.      Berdasarkan referensi untuk mengajar dengan metode ceramah ada frameworknya. Coba kemukakan sintak atau urutan untuk mengajar dengan metode ceramah yang benar ! selanjutnya jika materinya tentang globalisasi, coba kemukakan pengembangan metode ceramah berdasarkan materi tersebut.

Jawab :

Sintak metode ceramah (Suryosubroto, 2002) menngemukakan bahwa adapun langkah-langkah/usaha-usaha yang perlu dipersiapkan dalam metode ceramah antara lain sebagai berikut:
a.       Terlebih dalahulu harus diketahui dengan jelas, dan dirumuskan sekhusus-khususnya mengenai tujuan pembicaraan atau hal-hal yang hendak dipelajari oleh murid-murid
b.      Bahan ceramah kemudian disusun sedemikian hingga:
1.      Dapat dimengerti dengan jelas, artinya setiap pengertian dapat menghubungkan antara guru dengan murid-murid pendengarnya
2.      Menarik perhatian murid-murid
3.      Memperlihatkan pada murid-murid bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi kehidupan mereka
c.       Menanam pengertian yang jelas dimulai dengan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagain utama penguraian dan penjelasan pokok-pokok tersebut. Pada akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok penting yang dibicarakan itu. Dapat pula dilengkapi dengan gambar, bagan-bagan dan sebagainya.

Pendapat lain menurut Ag. Soeyono (Suryosubroto, 2002) tentang prosedur atau langkah-lankah dari metode ceramah adalah:
a.       Persiapan
b.      Member batu loncatan yang ada hubungannya dengan pelajaran
c.       Guru bercerita mengenai bahan pelajaran itu dengan menggunakan alat-alat pembantu/peraga.
d.      Pertanyaan penyelidikan
e.       Menutup ikhtisar, gambar-gambar dan sebagainya.

Langkah-langkah dalam metode ceramah (Surakhmad, 1979) mengemukakan bahwa langkah yang dapat mempertinggi hasil metode ceramah adalah sebagai berikut:
a.       Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh siswa
b.      Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah metode ceramah apakah benar-benar merupakan metode yang sangat pada tempatnya
c.       Susun bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan
d.      Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya
e.       Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan
f.       Kemudian usahan menanam pengertian yang jelas. Hal ini biasa dilaksanakan dengan melalui beberapa jalan misalnya:
Pertama guru memberikan ikhtisar ringkas mengenai pokok-pokok yang akan diuraikan
Kedua menuraikan pokok tersebut dan akhirnya menyimpulkan pokok-pokok penting dalam pembicaraan itu.
g.      Adakan recana penilaian. Teknik evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus itu perlu ditetapkan.

Pengembangan materi Globalisasi dengan metode ceramah
Tahap persiapan (appersepsi)
1.      Guru memulai dengan menampilkan video pembelajaran terkait globalisasi.
2.      Siswa mengamati media pembelajaran berupa media audio visual (video pembelajaran) berupa tayangan kecanggihan-kecanggihan dan penggunaan teknologi modern diseluruh dunia.
3.      Siswa memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan video pembelajaran yang ditampilkan
4.      Siswa memberikan tanggapan tentang video pembelajaran yang sudah ditampilkan.
5.      Guru dan siswa saling tanya jawab sehingga berhubungan dengan materi pelajaran yang kan dibahas.

Guru memberikan batu loncatan yang berhubungan dengan materi Globalisasi
1.      Guru menanggapi pendapat-pendapat yang disampaikan oleh siswa dan mengaitkan dengan materi yang akan dibahas pada hari itu.
 Guru menjelaskan inti materi Globalisasi (definisi Globalisasi)
Guru memberikan satu contoh globalisasi sebagai batu loncatan kepada siswa untuk memberikan contoh yang lainnya
Siswa memberikan contoh globalisasi
 Guru menjelaskan dampak positif dan dampak negatif dari globalisasi
 Guru meminta siswa memberikan contoh dampak positif dan dampak negatif dari globalisasi
Guru menerima jawaban dari siswa serta mengklarifikasi jika ada jawaban siswa yang dianggap keliru.
Guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi inti Globalisasi yaitu pengertian Globalisasi, contoh-contoh globalisasi, dan dampak dari globalisasi.



6.      Metode Mind Mapping yang dikembangkan oleh seorang ahli pembelajaran kreatif yang bernama Tony Buzan, ternyata memiliki karakteristik pembelajaran yang unik. Coba kemukakan langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping tersebut. Selanjutnya  jika subtemanya tentang pasar, coba buatkan model pembelajaran mind mappingnya tentang sub tema pasar tersebut.

Jawab :

Langkah-langkah model pembelajaran mind mapping (Aqib, 2013) adalah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
2.      Guru mengemukakan konsep/permasalah yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternative jawaban.
3.      Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4.      Tipa kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif  jawaban hasil diskusi.
5.      Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya, guru mencatat dipapan dan mengelompokkan sesuai hasil kebutuhan guru.
6.      Dari data-data dipapan, siswa diminta membuat kesipulan atau guru member bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
Model pembelajaran tentang mind mapping.
A.    Kegiatan awal
§  ­menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
§  ­menemukan  masalah melalui konsep yang disampaikan guru
B.     Kegiatan inti
Eksplorasi
  • Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
  •  Menjelaskan definisi dari pasar
  • Menyebutkan jenis-jenis pasar
  •  Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
  •  ­Guru mengemukakan konsep pasar serta jenis-jenisnya yang akan ditanggapi oleh siswa dan jawaban mempunyai alternatif jawaban.
  • ­Setelah itu siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
  • ­memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
  •  memfasilitasi peserta didik membuat peta pikiran yang berhubungan dengan pasar
  • peserta didik/siswa mengkomunikasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
  • Dari data-data yang kemukakan oleh siswa melalui peta pikiran, siswa diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang diterapakan guru
C.     Kegiatan Penutup
  • Dalam kegiatan penutup, guru memberi penguatan dan menyimpulkan secara keseluruhan


7.       
7.      Coba kemukakan implementasi pengembangan metode Brainstorming, yang merupakan satu metode yang mengarah ke pengembangan kreatifitas, dan mengapa metode ini dikategorikan sebagai pengembang kreatifitas? Dalam aspek mana pengembangan kreatifitasnya?

Jawab :

Implementasi pengembangan metode Brainstorming:
Metode brainstorming merupakan metode yang mengutamakan pengumpulan gagasan dan pendapat dari siswa tentang suatu masalah yang disampaikan oleh guru. Metode ini merangsang daya berpikir siswa untuk mengolah suatu masalah kemudian disampaikan melalui suatu gagasan atau pendapat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yatim Riyanto bahwa metode brainstorming diawali dari kertas kosong pastikan masalah anda terdefinisikan dengan baik. Kemudian tulis kata kunci ditengah kertas dan lingkari. Lalu biarkan gagasan mengalir. Setiap ada gagasan catat dan lingkari hubungan dengan subjek ditengah atau dengan pikiran utamanya (Riyanto, 2009)

Metode ini dikatakan sebagai metode pengembang kreativitas karena metode ini berpedoman pada suatu masalah dan dengan masalah tersebut siswa diminta untuk dapat menganalisanya dan memberikan suatu gagasan atau pendapat. Gagasan, pendapat, atau ide yang diberikan oleh siswa diharapkan menggambarkan tentang suatu masalah yang disampaikan dan dapat memberikan lebih dari satu idea tau pendapat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yatim Riyanto bahwa Curah gagasan (Brainstorming) adalah teknik penyelesaian masalah dengan mencatat masalah-masalah yang berkembang. Ini didasarkan premis bahwa untuk mendapatkan ide-ide besar anda harus dapat memiliki banyak idea agar dapat memilihnya (Riyanto, 2009). Dengan adanya asumsi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode brainstorming adalah metode yang mengembangkan kreativitas dalam aspek berfikir kritis.



8.      Coba kemukakan landasan Filosofi tentang pembelajaran pendekatan “Kontruktivisme”, dan berikan contoh pembelajarannya.

Jawab :

Menurut  Jalaludin (Riyanto, 2009) menjelaskan bahwa kontrukrivis berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, kontruktivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudyaan yang bercorak modern. Kontruktivis berupaya membina suatu consensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.

Menurut R. Wilis Dahar (Riyanto, 2009) dalam bunga rampai “Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita”, dinyatakan bahwa sebagai filsafat belajar, kontruktivisme sudah terungkap dalam tulisan ahli filsafat Giambattista Vico tahun 1710, yang mengemukakan bahwa orang hanya dapat benar-benar memahami apa yang dikonstruksinya sendiri.

Pandangan klasik yang selama ini berkembang adalah bahwa pengetahuan ini secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran anak. Penelitian pendidikan sains pada tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan terakhir ini yang dianut oleh kontruktivisme (Riyanto, 2009).

Kontruktivisme berupaya mencari kesepakatan antara sesame manusia, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan ini perlu membangun kemandirian anak untuk mengelola pola piker secara terarah (Riyanto, 2009).
Teori belajar Kontruktivisme merupakan teori-teori baru dalam dalam psikologi pendidikan. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Trianto, 2009). Vygotsky mengemukakan bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Slavin dalam Trianto, 2009).
Trianto juga menekankan kembali (Trianto, 2009) bahwa Contruktivism merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual., yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh ,manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahunlah bukan seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan member makna melalui pengelaman nyata.
Esensi dari teori Kontruktivisme adalah ide bahwa siswa harus dan menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri (Sagala, 2003).


DAFTAR  PUSTAKA

Joyce, B. Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models of teaching model-model pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Joyce, B. & Weil, M. (1980). Models of teching.  New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Hamalik, O. (2001). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system. Jakarta: Bumi Aksara.

Harjanto . (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ibrahim, R. & Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Rineka Cipta

Suryosubroto, B. (2002). Proses belajar mengajar disekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar mengajar disekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Surakhmad, W. (1979). Metodologi pengajaran Nasional. Jakarta: Jemmars

Uno, B. H. (2010). Model-model pembelajaran (menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif). Jakarta: Bumi Aksara.

Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jogjakarta: Kencana.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif (konsep landasan dan implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana

Sagala, S. (2003). Konsep dan makna Pembelajaran (untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar). Bandung: Alfabeta.

Aqib, Z. (2013). Model-model, media, dan strategi pembelajaran kontekstual (inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Whitehouse, John A (2015). Historical Thinking and Narrative in a Global Culture. Dalam Zajda, Joseph.(ed.), Nation-Building and History Education in a Global Culture, Hal 16-17. Selandia Baru: Springer. Diakses 2 Januari 2016 dari : https://books.google.co.id/books?id=t6OiBwAAQBAJ&pg=PA16&dq=peter+seixas+enhancing&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=peter%20seixas%20enhancing&f=false.

1 comment:

  1. How To Create A Casino Account - JtmHub
    How To Create A 당진 출장샵 Casino Account · Step 1. 청주 출장샵 Make your initial casino account. · Step 2. 안산 출장마사지 Create your casino 구미 출장안마 account · Step 울산광역 출장샵 3. Visit the website. · Step 4. Place your

    ReplyDelete