1.
Coba jelaskan definisi
dari pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran. Serta mengapa
model dan metode sering terjadi seolah-olah tumpang tindih? Jelaskan!
Jawab
:
Definisi
Pendekatan
Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif.
Definisi
Strategi Pembelajaran
Prof. Dr. Oemar
Hamalik (Hamalik, 2001) menjelaskan bahwa Strategi Pengajaran merupakan
penerjemahan filsafat atau teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar
yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus datau dalam keadaan tertentu
yang spesifik.
Menurut Gerlach
dan Ely (Harjanto, 2008) strategi merupakan pendekatan yang dipakai mengajar
dalam manipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Kozna (Uno,
2010) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap kegaiatan yang dipilih, yaitu dapat memberikan fasilitas atau
bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
berupa tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar
berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Berdasarkan pendapat di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung
penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai
arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan
teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode,
teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas
saat pembelajaran berlangsung.
Definisi Metode dan Metodologi
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad
(Suryosubroto, 2009) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara
pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu
bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid disekolah.
Menurut Hadari Nawawi (Suryosubroto, 2002)
mengemukakan bahwa metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang
dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu,
masing-masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna untuk mencapain
tujuan pengajaran tertentu.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Metode adalah suatu cara kerja yang terencana dan terstruktur
secara sistematis dalam melaksanakan
suatu kegiatan atau pekerjaan sehingga kegiatan tersebut memperoleh hasil yang
memuaskan, baik dari segi proses maupun hasilnya.
Metodologi
adalah ilmunya metode atau bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut
Drs. Harjanto (Harjanto, 2008) menjelaskan bahwa dalam metodologi pengajaran
ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode megajar dan media pendidikan
sebagai alat bantu mengajar.
Definisi
Teknik
Definisi teknik
pembelajaran (Uno, 2010) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran seringkali
disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat atau
media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kea rah
tujuan yang ingin dicapai.
Teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal
ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.
Definisi
Model Pembelajaran
Menurut Drs. Harjanto
(Harjanto, 2008) menjelaskan bahwa Model diartikan sebagai kerangka konseptual
yang digunakan segabai pedoman atau acuan dalam melakukan suatau kegiatan. Kemudian menurut Briggs (Harjanto, 2008)
menjelaskan bahwa model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk
mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan
evaluasi.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam
model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Apabila antara pendekatan,
strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi
satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran.
Mengapa
model dan metode seolah-olah saling tumpang tindih?
Antara model dan
metode merupakan bagian dari faktor penunjang keberhasilan suatu proses
pendidikan di sekolah. Sebagian orang menafsirkan bahwa model dan metode
terkesan sama karena dilihat dari katanya yang seolah-olah mirip atau sama,
padahal dari segi bahasa dan makna keduanya berbeda. Metode merupakan cara yang
teratur untuk melaksanakan suatu kegiatan sehingga kegiatan tersebut memperoleh
keberhasilan. Metode juga merupakan rangkaian kegiatan dari sebuah model
pembelajaran. Sedangakan model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang didalamnya terdapat pendekatan, strategi,
metode, teknik bahkan sampai pada taktik yang semua aspek tersebut dilaksanakan
dari awal sampai akhir pembelajaran.
2.
Menurut
Bruce Joice dan Marsha Weil dalam buku Models of Teaching model-model
pembelajaran itu dapat dikelompokkan menjadi beberapa rumpun? Coba jelaskan
satu persatu dari masing-masing rumpun itu dan berikan pula contoh metodenya!
Jawab :
Klasifikasi Model Pembelajaran Menurut
Bruce Joyce dan Marsha Weil.
Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai model
pembelajaran yang secara khusus telah dikembangkan dan di tes oleh para pakar
dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, Joyce dan Weil mengintrodusir
sejumlah model pembelajaran. Setiap model pembelajaran tersebut masing-masing
memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari model pembelajaran
yang lain. Berdasarkan karakteristik dari setiap model pembelajaran tersebut,
Joyce dan Weil mengklasifikasi model-model pembelajaran kedalam empat rumpun
model, yaitu :
1.
Rumpun Model Pengolahan Informasi (The
Information Processing Models).
Model-model pembelajaran yang
termasuk dalam rumpun ini bertolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi
oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam
diri) untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,
merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta pengembangkan
bahasa untuk mengungkapkannya. Kelompok model ini menekankan pada peserta didik
agar memilih kemampuan untuk memproses informasi sehingga peserta didik yang
berhasil dalam belajar adalah yang memiliki kemampuan dalam memproses
informasi.
Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat model-model
pembelajaran, yaitu :
a.
Pencapaian Konsep (Concept Attainment)
b.
Berpikir induktif (InductiveThinking)
c. Latihan
Penelitian (Inquiry Training)
d. Pemandu
Awal (Advance Organizer)
e.
Memorisasi (Memorization)
f.
Pengembangan Intelek (Developing Intelect)
g.
Penelitian Ilmiah (Scientic Inquiry)
h. Tanya Jawab
i. Diskusi
2.
Rumpun Model Personal (Personal Models)
Rumpun model personal bertolak dari
pandangan kedirian atau “selfhood” dari individu. Proses pendidikan
sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat memahami diri sendiri
dengan baik , sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Penggunaan model-model
pembelajaran dalam rumpun personal ini lebih memusatkan perhatian pada
pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif
sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas
tujuannya.
Dalam rumpun model personal ini
terdapat metode-metode pembelajaran, yaitu :
a.
Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching)
b. Model
Sinektik (Synectics Model)
c. Latihan
Kesadaran (Awareness Training)
d.
Pertemuan Kelas (Classroom Meeting)
3.
Rumpun Model Interaksi Sosial (Social
Models)
Penggunaan rumpun model interaksi
sosial ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para
siswa. Model pembelajaran rumpun interaksi sosial didasarkan pada dua
asumsi pokok, yaitu:
(a)
masalah-masalah
sosial diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan melalui
kesepakatanm-kesepakatan yang diperoleh di dalam dan dengan menggunakan
proses-proses sosial, dan
(b)
proses
sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat
dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus.
Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat metode-metode
pembelajaran, yaitu:
a.
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
b. Bermain
Peran (Role Playing)
c.
Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential UInquiry)
d. Latihan
Laboratoris (Laboratory Training)
e.
Penelitian Ilmu Sosial
f.
Sosiodrama
g.
Simulasi
4.
Rumpun Model Sistem Perilaku (Behavioral
Systems)
Rumpun model system perilaku
mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan penciptaan
sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulalsi penguatan tingkah laku
(reinforcement) secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang
dikehendaki. Model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan
metode dan tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikaksikan
keberhasilan.
Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat metode-metode
pembelajaran, yaitu :
a. Belajar
Tuntas (Mastery Learning)
b.
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
c. Belajar
Kontrol Diri (Learning Self Control)
d. Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep (Training
for Skill and Concept Development)
e. Latihan
Assertif (Assertive Training.
Keempat rumpun model pembelajaran yang telah dikemukakan di
atas, menurut Jioyce dan Weil (1986) memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Sintaks (Syntax) yaitu urutan
langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase /tahap-tahap yang harus
dilakukan oleh guru bila ia menggunakan model pembelajaran tertentu.
Misalnya model eduktif akan menggunakan sintak yang berbeda dengan model
induktif
2. Prinsip Reaksi (Principles of
Reaction) berkaitan dengan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana
seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana
seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Prinsip ini memberi petunjuk
bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang berlaku pada setiap
model.
3. Sistem Sosial (The Social System
adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran
(situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan model
pembelajaran tertentu)
4. Sistem Pendukung (Support System)
yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya
proses pembelajaran secara optimal.
5. Dampak Instruksional (Instructional
Effect) dan Dampak Pengiring (Nurturant Effects). Dampak instruksional adalah
hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi
pembelajaran, sementara dampak pengiring adalah hasil belajar samapingan
(iringan) yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran
tertentu.
3.
Menurut
Costa, strategi pembelajaran itu dibagi menjadi berapa rumpun? Jelaskan masing-masing rumpun tersebut dan
berikan contoh metode-metodenya!
Jawab:
Merujuk pada Arthur L. Costa dalam
buku Developing Mind maka pembagian strategi pembelajaran dibedakan juga
ke dalam empat kelompok, yaitu:
1. Strategi pembelajaran langsung (Directive strategies), strategi ini
ditujukan untuk membantu siswa dalam memperoleh dan menerima fakta, gagasan dan
keterampilan.
Direct
Instruction atau pembelajaran langsung digunakan oleh para peneliti untuk
merujuk pola-pola pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep atau
keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa
melalui latihan-latihan dibawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian
tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.
Karakteristik
dari strategi ini adalah guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam
melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape
rekorder, gambar, peragaan, dsb. Informasi yang dapat disampaikan dengan
strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan
tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu
pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung sangat cocok jika guru
menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. Akan tetapi
jika guru menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh, model ini
kurang cocok. Tujuan utama strategi direktif adalah memaksimalkan waktu belajar
siswa.
Metode
yang digunakan dalam strategi pembelajaran langsung yaitu:
a.
Metode
ceramah
b.
Metode
penugasan (Resitasi)
c.
Metode
praktik dan drill
d. Metode Team - Game - Tournament
2. Mediative strategies, strategi ini
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan penalaran, konsep-konsep dan
proses-proses pemecahan masalah.
Mediative
strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan
penalaran, konsep-konsep dan proses-proses pemecahan masalah. Dalam buku
Develoving of Mind, disebutkan yang termasuk dalam strategi ini diantaranyanya
adalh strategi induktif, latihan inkuari. Dengan demikian, strategi ini sama
dengan strategi pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh Bruce Joyce.
Metode
yang digunakan dalam strategi ini adalah :
a. Metode pencapaian konsep
b. Tanya jawab
c. Metode diskusi
3. Generative strategies, strategi ini
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan solusi baru, kekuatan berpikir
untuk memecahkan masalah, dan kreativitas.
Generative strategies, strategi ini
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan solusi baru, kekuatan berpikir
untuk memecahkan masalah, dan kreativitas. Contoh strategi pembelajaran yang
termasuk Generative strategies adalah Strategi generative Learning. Strategi
pembelajaran generatvef learning ( belajar generatif). Belajar harus secara
aktif mengkonstruk (construct) atau membangkitkan (generate) arti/makna dari
input inderawi, misalnya dari penglihatannya, pendengarannya, penciumannya dan
sebagainya. Pengkonstruksian makna hanya dapat dilakukan oleh pebelajar
sendiri.
Contoh metode yang digunakan pada
strategi ini adalah :
a.
Metode
pemecahan masalah
b.
Metode
Inquiri
c.
Metode
Diskusi
4. Collaborative strategies, strategi
ini ditujukan untuk membantu siswa belajar berhubungan dengan orang lain dan
kerja sama dalam kelompok
Collaborative strategies,
strategi ini ditujukan untuk membantu siswa belajar berhubungan dengan orang
lain dan kerja sama dalam kelompok. Kelompok strategi ini sama dengan rumpun
strategi sosial seperti yang dikemukakan oleh Bruce Joyce. Yang termasuk
strategi kolaborasi ini di antaranya adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama dalam mengerjakan
tugas-tugas akademik di dalam kelas. Di dalam strategi kooperatif ini ada dua
aspek pengelolaan pembelajaran yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang
terstruktur yang harus dikerjakan peserta didik dalam bekerja sama dengan yang
lainnya dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik
produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilakn oleh setiap siswa dalam
proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran
kooperatif m4miliki karakteristik : a) adanya ketergantungan yang positif, b)
adanya tanggungawab individu, c) adanya learning coomunity melalui
interaksi antar siswa, d).adanya keterampilan interpersonal yang dikembangkan,
e) adanya refleksi dalam kelompok. Jenis-jenis strategi pembelajaran kooperatif
di ataranya STAD (Student- Team Achievement-Division), TGT
(Teams-Gams-Tournament), dan Jigsaw.
4. Berdasarkan pendekatannya, menurut Pieter
Seixas terdapat 3 macam pendekatan pembelajaran yakni pendekatan pembelajaran
Enhancing Collective Memory, Disciplinery, Posmodernism. Coba jelaskan arti dan
berikan contoh !
Jawab
:
Peter Seixas dalam
Whitehouse (2015) mengidentifikasi
tiga bentuk subjek.
Pertama
"meningkatkan memori kolektif" David Lowenthal berpendapat
bahwa pendekatan ini adalah 'warisan' daripada 'sejarah' karena tidak mendorong
penyelidikan sejarah tapi bukannya nikmat transmisi pengetahuan dengan cara
yang mengabaikan proses disipliner. Stephane Lévesque menggunakan istilah dalam
kritiknya keterbatasan sejarah seperti: 'sejarah memori, sebagai studi ilmiah
sejarah, tunduk pada dialektika mengingat dan melupakan, persediaan ada prinsip
evaluasi formal maupun jawaban yang memadai terhadap tantangan global (dis)
orde baru dan kenangan yang saling bertentangan dan klaim kolektif tentang masa
lalu bahwa ia telah dilahirkan.
Dalam dunia
yang semakin kompleks, beragam dan terpadu, sejarah memori menawarkan
perspektif sederhana, sempit dan satu dimensi.
Contoh: siswa diajak untuk untuk ke perpustakaan membaca
sejarah perlawanan Sultan Hasanuddin lalu siswa diminta menceritakan kembali
urutan peristiwa perang tersebut.
Sejarah Disiplin adalah jenis kedua sejarah
diidentifikasi oleh Seixas.
Dalam Prncess
Pendidikan Jerome Bruner berpendapat bahwa disiplin dapat ia terapkan kepada siswa
sekolah secara otentik. Wawasan ini telah memiliki efek mendalam pada praktek
banyak guru sejarah, tetapi implikasi penuh belum ia menyadari. Bangunan pada
karya Bruner. Paul Hirst dan Philip Phenix mengembangkan 'disiplin tesis'
gagasan bahwa ada bentuk-bentuk khas dari pengetahuan dan bahwa mereka dapat
digunakan untuk menentukan kurikulum. Untuk Hirst, tujuh bentuk pengetahuan
membentuk pendidikan liberal
yaitu matematika, ilmu fisika, ilmu manusia, sejarah. agama, sastra dan seni
rupa, filsafat. Masing-masing bentuk dibedakan dengan metode yang digunakan secara proposisi.
Bentuknya berbeda dalam
konsep-konsep kunci mereka. struktur dan mode penyelidikan. Phenix sepakat
bahwa disiplin harus membentuk kurikulum. Definisi
disiplin meliputi pengertian aktivitas. Kenneth Ruthven berpendapat bahwa
definisi dari disiplin ilmu yang ditawarkan oleh Hirst dan Phenix tidak cukup tetapi praktek dan
akal sehat adalah yang
penting. Praktek
dibentuk oleh tujuan. Howard Gardner dan Veronica Boix-Mansilla mengamati bahwa
disiplin mewakili cara yang paling efektif untuk menanggapi pertanyaan mendasar tentang dunia di mana kita
hidup.
Sejarah disiplin menggunakan proses makna-membuat sejarah untuk mendorong pembelajaran. Siswa diundang untuk terlibat dalam penyelidikan sejarah. Ini berarti bahwa siswa menganalisis sumber penggunaan bahan lor sebagai bukti dalam pembangunan interpretasi sejarah. Peter Lee dan Rosalyn Ashby mengamati bahwa ini melibatkan penggunaan konsep substantif terkait dengan periode yang diteliti seperti demokrasi, revolusi dan imigrasi, serta konsep-konsep prosedural seperti makna, sebab-akibat, kesinambungan dan perubahan. Brunerian dalam karakter, sejarah disiplin menarik siswa ke dalam praktik disiplin untuk tujuan pedagogi. Meskipun bentuk berbeda dari sejarah warisan, belajar dan mengajar dalam sejarah disiplin juga terjadi dalam konteks sosial politik. Ini menghubungkan individu dan masyarakat melalui pemeriksaan berbagi cerita. Efek magisterial dalam debat publik membuat sebuah situs kontes. Selain itu, argumen sejarah dirumuskan oleh siswa sebagai hasil dari penyelidikan disiplin mungkin memiliki implikasi untuk saat ini. Dalam hal globalisasi. konsep prosedural yang mendukung sejarah disiplin menawarkan cara untuk membahas belajar dan mengajar yang tidak terbatas pada isu-isu substantif konten (materi pelajaran).
Sejarah disiplin menggunakan proses makna-membuat sejarah untuk mendorong pembelajaran. Siswa diundang untuk terlibat dalam penyelidikan sejarah. Ini berarti bahwa siswa menganalisis sumber penggunaan bahan lor sebagai bukti dalam pembangunan interpretasi sejarah. Peter Lee dan Rosalyn Ashby mengamati bahwa ini melibatkan penggunaan konsep substantif terkait dengan periode yang diteliti seperti demokrasi, revolusi dan imigrasi, serta konsep-konsep prosedural seperti makna, sebab-akibat, kesinambungan dan perubahan. Brunerian dalam karakter, sejarah disiplin menarik siswa ke dalam praktik disiplin untuk tujuan pedagogi. Meskipun bentuk berbeda dari sejarah warisan, belajar dan mengajar dalam sejarah disiplin juga terjadi dalam konteks sosial politik. Ini menghubungkan individu dan masyarakat melalui pemeriksaan berbagi cerita. Efek magisterial dalam debat publik membuat sebuah situs kontes. Selain itu, argumen sejarah dirumuskan oleh siswa sebagai hasil dari penyelidikan disiplin mungkin memiliki implikasi untuk saat ini. Dalam hal globalisasi. konsep prosedural yang mendukung sejarah disiplin menawarkan cara untuk membahas belajar dan mengajar yang tidak terbatas pada isu-isu substantif konten (materi pelajaran).
Contoh: siswa diajak untuk studi wisata ke tempat-tempat
bersejarah untuk membuktikan apakah sejarah dari suatu kejadian itu benar-benar
terjadi.
Ketiga adalah sejarah
postmodern. Diinformasikan oleh kritik postmodern pengetahuan. bentuk subjek
menganggap interpretasi sejarah sebagai pemaksaan pada masa lalu. Posmodernism
salam berarti sebagai tidak stabil, inheren subjektif dan terikat erat dengan
bahasa. Di sini, pertanyaan narasi pusat. Alun Munslow mengamati bahwa
dalam pikiran postmodernis, itu adalah sejarawan yang menciptakan masa lalu
sebagai teks. Pendekatan ini telah memperoleh sedikit traksi di sekolah:
kurikulum sebagai kebijakan nikmat dua bentuk pertama. Selain itu, pembahasan
yang berlaku dalam penelitian tentang belajar dan mengajar sejarah mengadopsi
fokus pada bentuk kedua, subjek disiplin. Parameter membatasi sejarah sebagai
warisan, bentuk pertama, menutup lebih banyak kesempatan untuk belajar dari
mereka membuka. Untuk mendukung praktik guru. penelitian ini mendukung bentuk
kedua. Sebelum membahas hubungan antara sejarah disiplin dan narasi di sekolah,
penting untuk mempertimbangkan sifat narasi sejarah.
Contoh:
peserta didik diajak untuk membuat data pribadi atau bigrafi seorang tokoh
sejarah yang ada disekitar rumah. Mewawancarai seorang tokoh sejarah juga
sangat cocok dengan pendekatan Posmoderm ini.
5.
Berdasarkan referensi untuk mengajar
dengan metode ceramah ada frameworknya. Coba kemukakan sintak atau urutan untuk
mengajar dengan metode ceramah yang benar ! selanjutnya jika materinya tentang
globalisasi, coba kemukakan pengembangan metode ceramah berdasarkan materi
tersebut.
Jawab :
Sintak
metode ceramah (Suryosubroto, 2002) menngemukakan bahwa adapun
langkah-langkah/usaha-usaha yang perlu dipersiapkan dalam metode ceramah antara
lain sebagai berikut:
a.
Terlebih
dalahulu harus diketahui dengan jelas, dan dirumuskan sekhusus-khususnya
mengenai tujuan pembicaraan atau hal-hal yang hendak dipelajari oleh
murid-murid
b.
Bahan
ceramah kemudian disusun sedemikian hingga:
1. Dapat dimengerti dengan jelas,
artinya setiap pengertian dapat menghubungkan antara guru dengan murid-murid
pendengarnya
2. Menarik perhatian murid-murid
3. Memperlihatkan pada murid-murid
bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi kehidupan mereka
c.
Menanam
pengertian yang jelas dimulai dengan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok
yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagain utama penguraian dan penjelasan
pokok-pokok tersebut. Pada akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok penting
yang dibicarakan itu. Dapat pula dilengkapi dengan gambar, bagan-bagan dan
sebagainya.
Pendapat lain menurut Ag. Soeyono (Suryosubroto, 2002)
tentang prosedur atau langkah-lankah dari metode ceramah adalah:
a. Persiapan
b. Member batu loncatan yang ada
hubungannya dengan pelajaran
c. Guru bercerita mengenai bahan
pelajaran itu dengan menggunakan alat-alat pembantu/peraga.
d. Pertanyaan penyelidikan
e. Menutup ikhtisar, gambar-gambar dan
sebagainya.
Langkah-langkah dalam metode ceramah (Surakhmad, 1979)
mengemukakan bahwa langkah yang dapat mempertinggi hasil metode ceramah adalah
sebagai berikut:
a. Rumuskan tujuan khusus yang hendak
dipelajari oleh siswa
b. Setelah menetapkan tujuan, hendaklah
diselidiki apakah metode ceramah apakah benar-benar merupakan metode yang
sangat pada tempatnya
c. Susun bahan ceramah yang benar-benar
perlu diceramahkan
d. Pengertian yang dapat dijelaskan
dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya
e. Tangkaplah perhatian siswa dan
arahkan pada pokok yang akan diceramahkan
f. Kemudian usahan menanam pengertian
yang jelas. Hal ini biasa dilaksanakan dengan melalui beberapa jalan misalnya:
Pertama
guru memberikan ikhtisar ringkas mengenai pokok-pokok yang akan diuraikan
Kedua
menuraikan pokok tersebut dan akhirnya menyimpulkan pokok-pokok penting dalam
pembicaraan itu.
g. Adakan recana penilaian. Teknik
evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan
khusus itu perlu ditetapkan.
Pengembangan materi Globalisasi
dengan metode ceramah
Tahap persiapan (appersepsi)
1. Guru memulai dengan menampilkan
video pembelajaran terkait globalisasi.
2. Siswa mengamati media pembelajaran
berupa media audio visual (video pembelajaran) berupa tayangan
kecanggihan-kecanggihan dan penggunaan teknologi modern diseluruh dunia.
3. Siswa memberikan pertanyaan-pertanyaan
terkait dengan video pembelajaran yang ditampilkan
4. Siswa memberikan tanggapan tentang
video pembelajaran yang sudah ditampilkan.
5. Guru dan siswa saling tanya jawab
sehingga berhubungan dengan materi pelajaran yang kan dibahas.
Guru memberikan batu loncatan yang
berhubungan dengan materi Globalisasi
1. Guru menanggapi pendapat-pendapat
yang disampaikan oleh siswa dan mengaitkan dengan materi yang akan dibahas pada
hari itu.
Guru menjelaskan inti materi
Globalisasi (definisi Globalisasi)
Guru memberikan satu contoh
globalisasi sebagai batu loncatan kepada siswa untuk memberikan contoh yang
lainnya
Siswa memberikan contoh globalisasi
Guru menjelaskan dampak positif dan
dampak negatif dari globalisasi
Guru meminta siswa memberikan contoh
dampak positif dan dampak negatif dari globalisasi
Guru menerima jawaban dari siswa serta
mengklarifikasi jika ada jawaban siswa yang dianggap keliru.
Guru melibatkan siswa dalam
menyimpulkan materi inti Globalisasi yaitu pengertian Globalisasi,
contoh-contoh globalisasi, dan dampak dari globalisasi.
6.
Metode Mind Mapping yang
dikembangkan oleh seorang ahli pembelajaran kreatif yang bernama Tony Buzan,
ternyata memiliki karakteristik pembelajaran yang unik. Coba kemukakan
langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping tersebut. Selanjutnya jika subtemanya tentang pasar, coba buatkan
model pembelajaran mind mappingnya tentang sub tema pasar tersebut.
Jawab :
Langkah-langkah
model pembelajaran mind mapping (Aqib, 2013) adalah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai.
2. Guru mengemukakan konsep/permasalah
yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai
alternative jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya
2-3 orang.
4. Tipa kelompok
menginventarisasi/mencatat alternatif
jawaban hasil diskusi.
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu)
membaca hasil diskusinya, guru mencatat dipapan dan mengelompokkan sesuai hasil
kebutuhan guru.
6. Dari data-data dipapan, siswa
diminta membuat kesipulan atau guru member bandingan sesuai konsep yang
disediakan guru.
Model pembelajaran tentang mind mapping.
A. Kegiatan awal
§ menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai
§ menemukan
masalah melalui konsep yang disampaikan guru
B. Kegiatan inti
Eksplorasi
- Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Menjelaskan definisi dari pasar
- Menyebutkan jenis-jenis pasar
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Guru mengemukakan konsep pasar serta jenis-jenisnya yang akan ditanggapi oleh siswa dan jawaban mempunyai alternatif jawaban.
- Setelah itu siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
- memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
- memfasilitasi peserta didik membuat peta pikiran yang berhubungan dengan pasar
- peserta didik/siswa mengkomunikasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
- Dari data-data yang kemukakan oleh siswa melalui peta pikiran, siswa diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang diterapakan guru
C. Kegiatan
Penutup
- Dalam kegiatan penutup, guru memberi penguatan dan menyimpulkan secara keseluruhan
7.
7. Coba
kemukakan implementasi pengembangan metode Brainstorming, yang merupakan satu
metode yang mengarah ke pengembangan kreatifitas, dan mengapa metode ini
dikategorikan sebagai pengembang kreatifitas? Dalam aspek mana pengembangan
kreatifitasnya?
Jawab :
Implementasi pengembangan metode
Brainstorming:
Metode brainstorming merupakan
metode yang mengutamakan pengumpulan gagasan dan pendapat dari siswa tentang
suatu masalah yang disampaikan oleh guru. Metode ini merangsang daya berpikir
siswa untuk mengolah suatu masalah kemudian disampaikan melalui suatu gagasan
atau pendapat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yatim Riyanto bahwa metode
brainstorming diawali dari kertas kosong pastikan masalah anda terdefinisikan
dengan baik. Kemudian tulis kata kunci ditengah kertas dan lingkari. Lalu
biarkan gagasan mengalir. Setiap ada gagasan catat dan lingkari hubungan dengan
subjek ditengah atau dengan pikiran utamanya (Riyanto, 2009)
Metode ini dikatakan sebagai metode
pengembang kreativitas karena metode ini berpedoman pada suatu masalah dan
dengan masalah tersebut siswa diminta untuk dapat menganalisanya dan memberikan
suatu gagasan atau pendapat. Gagasan, pendapat, atau ide yang diberikan oleh
siswa diharapkan menggambarkan tentang suatu masalah yang disampaikan dan dapat
memberikan lebih dari satu idea tau pendapat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Yatim Riyanto bahwa Curah gagasan (Brainstorming)
adalah teknik penyelesaian masalah dengan mencatat masalah-masalah yang
berkembang. Ini didasarkan premis bahwa untuk mendapatkan ide-ide besar anda
harus dapat memiliki banyak idea agar dapat memilihnya (Riyanto, 2009). Dengan
adanya asumsi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode brainstorming adalah
metode yang mengembangkan kreativitas dalam aspek berfikir kritis.
8. Coba
kemukakan landasan Filosofi tentang pembelajaran pendekatan “Kontruktivisme”,
dan berikan contoh pembelajarannya.
Jawab :
Menurut Jalaludin (Riyanto, 2009) menjelaskan bahwa kontrukrivis
berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, kontruktivisme
merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudyaan
yang bercorak modern. Kontruktivis berupaya membina suatu consensus yang paling
luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
Menurut R. Wilis Dahar (Riyanto,
2009) dalam bunga rampai “Membuka Masa
Depan Anak-Anak Kita”, dinyatakan bahwa sebagai filsafat belajar,
kontruktivisme sudah terungkap dalam tulisan ahli filsafat Giambattista Vico
tahun 1710, yang mengemukakan bahwa orang hanya dapat benar-benar memahami apa
yang dikonstruksinya sendiri.
Pandangan klasik yang selama ini
berkembang adalah bahwa pengetahuan ini secara utuh dipindahkan dari pikiran
guru ke pikiran anak. Penelitian pendidikan sains pada tahun terakhir telah
mengungkapkan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan
terakhir ini yang dianut oleh kontruktivisme (Riyanto, 2009).
Kontruktivisme berupaya mencari
kesepakatan antara sesame manusia, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan
manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka proses dan lembaga
pendidikan dalam pandangan ini perlu membangun kemandirian anak untuk mengelola
pola piker secara terarah (Riyanto, 2009).
Teori
belajar Kontruktivisme merupakan teori-teori baru dalam dalam psikologi
pendidikan. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori
pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori
Bruner (Slavin dalam Trianto, 2009). Vygotsky mengemukakan bahwa siswa belajar
melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu
(Slavin dalam Trianto, 2009).
Trianto juga menekankan kembali
(Trianto, 2009) bahwa Contruktivism merupakan landasan berfikir (filosofi)
pendekatan kontekstual., yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh ,manusia sedikit
demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong. Pengetahunlah bukan seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan
itu dan member makna melalui pengelaman nyata.
Esensi
dari teori Kontruktivisme adalah ide bahwa siswa harus dan menemukan dan
mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain dan apabila
dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri (Sagala, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, B. Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models of teaching model-model pengajaran.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Joyce, B. & Weil, M. (1980). Models of teching. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Hamalik,
O. (2001). Perencanaan pengajaran
berdasarkan pendekatan system. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto . (2008). Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim,
R. & Syaodih, N. (2003). Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Rineka Cipta
Suryosubroto, B. (2002). Proses
belajar mengajar disekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryosubroto, B. (2009). Proses
belajar mengajar disekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Surakhmad, W. (1979). Metodologi
pengajaran Nasional. Jakarta: Jemmars
Uno,
B. H. (2010). Model-model pembelajaran
(menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif). Jakarta:
Bumi Aksara.
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma
Baru Pembelajaran. Jogjakarta: Kencana.
Trianto.
(2009). Mendesain model pembelajaran
inovatif progresif (konsep landasan dan implementasinya pada KTSP. Jakarta:
Kencana
Sagala,
S. (2003). Konsep dan makna Pembelajaran
(untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar). Bandung:
Alfabeta.
Aqib,
Z. (2013). Model-model, media, dan
strategi pembelajaran kontekstual (inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Whitehouse, John A (2015). Historical Thinking and Narrative
in a Global Culture. Dalam Zajda, Joseph.(ed.), Nation-Building and History
Education in a Global Culture, Hal 16-17. Selandia Baru: Springer. Diakses 2
Januari 2016 dari :
https://books.google.co.id/books?id=t6OiBwAAQBAJ&pg=PA16&dq=peter+seixas+enhancing&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=peter%20seixas%20enhancing&f=false.
How To Create A Casino Account - JtmHub
ReplyDeleteHow To Create A 당진 출장샵 Casino Account · Step 1. 청주 출장샵 Make your initial casino account. · Step 2. 안산 출장마사지 Create your casino 구미 출장안마 account · Step 울산광역 출장샵 3. Visit the website. · Step 4. Place your